BAB 6. APLIKASI-APLIKASI HUBUNGAN NILAI UANG TERHADAP WAKTU (LANJUTAN)


Aplikasi-aplikasi hubungan nilai uang terhadap waktu (LANJUTAN)
1. Payback Period
Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Selanjutnya menurut Djarwanto Ps (2003) menyatakan bahwa payback period lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup kembali original cash outlay.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.

Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya disarankan untuk mendapatkan informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat pengembalian modal yang diinvestasikan.

Kelebihan dan Kelemahan Payback Period
a. Kelebihan
1. Metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk    menentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi.
2. Memberikan informasi mengenai lamanya break even project.
3. Bisa digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
4. Dapat digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of         return yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period) apabila payback period-nya lebih pendek itu yang dipilih.
 
b. Kelemahan

1. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah payback periode tercapai.
2. Metode ini juga mengabaikan time value of money (nilai waktu uang).
Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.
3. Payback periods digunakan untuk mengukur kecapatan kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan.
Contoh Perhitungan Payback Period

Contoh kasus :

PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per tahun adalah $ 22.500, maka payback periodnya adalah:
Payback Peiod=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Payback Peiod=($ 45.000)/($ 22.500) x 1 tahun
Payback Period=2 tahun
Payback Period dari investasi tersebut adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil.

2. Investment Balance Diagram

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Diagram Saldo Investasi atau investment balance diagram adalah diagram yang menunjukan saldo pada sebuah investasi. Diagram tersebut menunjukan kenaikan atau penurunan terhadap jumlah saldo yang kita investasikan didalam suatu proyek/kerjasama.
Contoh diagram saldo investasi :

Analisis Teknik Ekonomi untuk Gas Feeder Cooler (Kotak Dingin): Kasus Kompleks Pengolahan Gas di Malaysia

3. Contoh investasi modal
Investasi modal adalah investasi yang digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan faktor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.

Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal

Jenis-jenis keputusan investasi modal adalah:
1.      Keputusan pengurangan biaya
2.      Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3.       Keputusan pemilihan mesin
4.      Keputusan untuk membeli atau menyewa
5.      Keputusan penggantian peralatan

Keputusan investasi modal dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1.      Keputusan penyaringan (Screening decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek investasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa alternative usulan proyek investasi.
Contoh kasus :
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya
sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan
pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp
3.000.000,00. Diminta:
a.      Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b.      Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi
awal dan (2) investasi rata-rata!
Jawab:
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000
= Rp900.000,00 per tahun
a.      Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun
= 2,67 tahun
= 2 tahun 7 bulan
b.      Penyusutan = Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas/tahun - penyusutan
= Rp900.000 - Rp480.000
= Rp420.000,00
(1)  ARR (investasi awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2)  ARR (investasi rata-rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%

4. Contoh kesempatan investasi industri besar
Contoh Kasus :

Indonesia saat ini memiliki status wilayah perairan yang paling sehat dibandingkan berbagai wilayah perairan lainnya di Asia.
Oleh karena itulah potensi bisnis dan industri perikanan Indonesia juga snagat besar dan menantang bagi pengusaha Jepang.

“Status Indonesia saat ini paling sehat dibandingkan wilayah perairan manapun di Asia saat ini,” ungkap Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan khusus kepada Tribunnews.com sore ini (23/8/2017).

Oleh karena itu peluang usaha dan bisnis serta investasi pengusaha dan industri Jepang ke Indonesia juga menjadi luar biasa besar sebenarnya, tekannya lagi.

“Meskipun demikian dari segi Co-chain system di Indonesiatampaknya masih tertinggal dibandingkan China. Namun Indonesia dengan jumlah nelayan yang sangat luas dan banyak nelayan tersebar di pelosok, menjadi kesempatan emas investasi Jepang untuk bergerak mulai dari penguatan co chain system sampai ke produk jadi nantinya.”

Misalnya penggunaan es pembeku di dalam Cold Storage (CS) dengan berbagai energy baik listrik hybrid, solar cell dan lainnya dapat tersebar di Indonesia.

“Dengan ukuran mislanya 50-100 ton mudah dapat ikan dapat lebih banyak ukuran lebih besar. Apabila ada system tempat penyimpanan CS yang lebih baik, dan ini memang diijinkan pemerintah, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain kan bisa dikumpulkan, lalu dengan container bisa dikirimkan ke pelabuhan tujuan.”

Bangun CS di berbagai pantai Indonesia Timur juga bagus daripada barat dan tengah karena di timur masih lebih sedikit. Lalu dikumpulkan jadi satu container kirim ke pelabuhan berikut, ini bisnis yang bagus, tambahnya.

“Kita sekarang harapkan investor datang ke Indonesia di samping produksi ikan ekspor utuh juga yang sudah diproses. Ikan proses identik pembekuan. Sementara beberapa daerah perlu teknologi pasca panen mudah dilaksakan. Nah Jepang punya teknologi dan metodologimnya. Kesempatan bagus untuk tangkap menjadi peluang yang lebih baik.”

Investasi baru untuk Indonesia, menurutnya di daerah timur lebih baik karena pemerintah mendorong pembanguna dari wilayah luar, baru masuk ke dalam. Mendorong agar tidak terkonsentrasi di Jawa.

“Sementara stok ikan yang baik di Jawa Riau Kalteng Kalsel, mereka para nelayan kini bahagia karena dapat ikan yang baik dalam waktu pendek singkat daripada masa lalu. Sedangkan yang di Timur lebih bagus karena sifat oceanografis berbeda. Karakter timur lautnya jauh lebih dalam, kekayaan nutrisi plankton yang kaya membuat ikan subur baik, juga dikenal laut banda jalur sebagai migrasi pasifik hindia dan sebaliknya, sehingga ikan-ikan kita di timur sangat baik,” paparnya lebih lanjut.


Sumber Refrensi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KWH BULANAN

ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN