CARA MENGHITUNG KWH BULANAN
NAMA: KURNIA BAYU
SAMIAJI
NPM:13417253
KELAS: 3IB04A
PERHITUNGAN DAYA LISTRIK
Daya Listrik
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau
dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan
listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya
akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah
tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita
mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya
listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater
mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai
Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan
konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya usaha dalam
memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi
Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan
daya listrik adalah seperti dibawah ini :
P = E /
t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan,
Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang merupakan singkatan
dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt yang
disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule
/ detik)
Satuan turunan Watt yang
sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
Rumus Daya Listrik
Rumus umum yang
digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik adalah
sebagai berikut :
P = V x
I
Atau
P = I2R
P = V2/R
Dimana :
P = Daya Listrik dengan
satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Mengetahui harga listrik
per kWh…
Hal
pertama yang perlu diketahui adalah harga per kwh dari instalasi listrik
terpasang di rumah, karena setiap kapasitas listrik terpasang memiliki harga
per kwh yang berbeda. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai ini, yaitu menanyakan
langsung kepada PLN atau menghitung sendiri.
Jika
hendak menghitung sendiri, kita perlu mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari
pemakaian listrik selama sebulan di rumah.
Misalnya,
instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya bulan kemarin sebesar
243 kWh 0 dan biaya yang harus dibayarkan kepada PLN adalah sebesar Rp.
210.000,-.
Maka
harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
=
Rp. 210.000,- / 243 kWh
= Rp. 864,2,- per kWh
= Rp. 864,2,- per kWh
atau
sama dengan :
=
Rp. 864,2 / 1.000
= Rp. 0,8642,- per Watt.
= Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga
listrik per kwh sebesar Rp. 864,2,- ini merupakan nilai dasar untuk mendapatkan
besar biaya pemakaian setiap perangkat elektronik di rumah. Walaupun (mungkin)
tidak 100% sama dengan nilai per kwh yang disosialisasikan oleh PLN, nilai ini
adalah nilai real (nyata) yang berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya
oleh kita untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan
harga per kWh listrik di atas adalah contoh. Anda harus menghitung berdasarkan
biaya rekening bulanan dan pemakaian daya listrik di rumah terlebih dulu.
Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan nilai harga per kwh listrik yang
berlaku di rumah anda.
Setelah
mengetahui harga per kWh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk
pengoperasian sebuah / beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah.
Berdasarkan metode pengoperasian-nya,
konsumsi daya perangkat elektronik di bagi menjadi dua, yaitu statis (tetap)
dan dinamis (berubah-ubah). Pengertian dari konsumsi daya statis adalah
perangkat akan mengkonsumsi jumlah daya yang sama terus menerus dari awal
pengoperasian hingga akhirnya dimatikan / mati dengan sendirinya (otomatis).
Sedangkan pengertian konsumsi daya dinamis adalah perangkat hanya mengkonsumsi
daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu. Kondisi /
ukuran tersebut ditentukan oleh sebuah suku cadang tambahan yang sudah ada di
dalam perangkat tersebut. Suku cadang tambahan ini berfungsi sebagai penentu
dan pemicu kapan mesin harus menyala atau mati secara otomatis dan
berkesinambungan.
Perangkat Elektronik
Konsumsi Daya Statis…
Perangkat elektronik dengan
konsumsi daya statis yang sudah pasti
kita gunakan di rumah adalah lampu penerangan. Beberapa perangkat elektronik
umum lainnya yang mengkonsumsi daya secara statis adalah kipas angin, vacuum
cleaner, komputer dan televisi.
Cara
menghitung biaya pemakaian daya untuk tipe perangkat elektronik seperti ini
sangat mudah, karena jumlah daya yang digunakan tetap sama dari awal
dioperasikan hingga akhirnya dimatikan.
Contoh 1 :
Lampu
penerangan berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12 jam sehari
:
pemakaian
per hari :
=
((5 Watt / 1.000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,005 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,06 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 51,85,-
= (0,005 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,06 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 51,85,-
pemakaian
per bulan :
=
Rp. 51,85,- x 30
= Rp. 1.555,56,-
= Rp. 1.555,56,-
Kesulitan
dalam menghitung pemakaian daya lampu penerangan adalah tidak ada kepastian
waktu secara presisi kapan tepatnya lampu menyala atau mati. Jadi, jika anda
memiliki unit lampu penerangan cukup banyak (> 5 unit) dengan penghuni rumah
lebih dari 2 orang, akan sulit untuk mendapatkan hasil akurat dari jumlah
pemakaian daya oleh masing-masing lampu. Saya tidak menemukan cara terbaik
untuk mendapatkan hasil yang akurat selain mengatur posisi lampu dan
mengotomatisasi nyala-mati lampu-lampu tersebut menggunakan timer.
Contoh 2 :
Televisi
berdaya 0,8 Ampere ~ 220 Volt, rata-rata dioperasikan selama 12 jam sehari.
Nilai daya dalam satuan Watt untuk 0,8 Ampere adalah 0,8 Ampere x 220 Volt =
176 Watt. Maka, biaya pemakaian daya televisi 0,8 Ampere dengan rata-rata
pemakaian selama 12 jam adalah :
pemakaian
per hari :
=
((176 Watt / 1.000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,176 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
= (0,176 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
pemakaian
sebulan :
=
Rp. 1.825,19,- x 30 hari
= Rp. 54.755,71,- per bulan
= Rp. 54.755,71,- per bulan
Contoh 3 :
Kipas
angin berdaya 45 Watt yang digunakan rata-rata selama 8 jam sehari. Maka, biaya
pemakaian dayanya menjadi :
pemakaian
per hari :
=
((45 Watt / 1.000) x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,045 kWh x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,36 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 311,11,- per hari
= (0,045 kWh x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,36 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 311,11,- per hari
pemakaian
sebulan :
=
Rp. 311,11,- x 30 hari<
= Rp. 9.333,3,-
= Rp. 9.333,3,-
Perlakuan pada Komputer
/ Laptop…
Pada
perangkat komputer jenis PC (Personal Computer), pemakaian daya saat
dioperasikan sangat bergantung dari perangkat tambahan yang tersambung dengan
CPU.
Misalnya,
ada monitor yang mengkonsumsi daya langsung dari CPU, namun ada juga yang harus
disambungkan pada stopkontak terpisah.
Untuk
monitor dengan sumber daya terpisah dari CPU, anda harus menghitung konsumsi
dayanya terpisah juga dengan perhitungan konsumsi daya CPU. Sedangkan untuk
unit monitor dengan sumber daya berasal CPU, pemakaian dayanya tidak perlu
diperhitungkan lagi karena sudah termasuk dalam konsumsi daya CPU. Konsumsi
daya untuk CPU itu sendiri tergantung dari kapasitas Power Supply Unit yang terdapat
di dalam CPU. Konsumsi daya Power Supply Unit terbesar yang saya ketahui untuk
PC kompatibel adalah 575 Watt.
Sama
halnya dengan laptop, konsumsi daya (tanpa baterei) sangat bergantung dari
kapasitas adaptornya. Kapasitas adaptor terbesar untuk laptop kompatibel yang
saya ketahui adalah 1,6 Ampere – 220 Volt atau 1,6 Ampere x 220 Volt = 352 Watt
Cara
perhitungan biaya pemakaian daya kedua perangkat tersebut adalah sama dengan
perhitungan sebelumnya dari dua contoh terakhir di atas. Anda tinggal mengganti
besar daya (Watt) dan lama pemakaian (jam) saja. Kemudian dikalikan nilai
rupiah dari harga per kwh sesuai instalasi listrik terpasang.
Komentar
Posting Komentar