Soft Skill ekonomi Teknik2 BAB1

Depresiasi dan Pajak Pendapatan

1. Konsep dan Terminologi Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan . lebih spesifik lagi , depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat derefleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan. Deduksi depresiasi tahunan bertujuan untuk menyesuaikan nilai tahunan yang digunakan oleh suatu asset dalam proses produksi dari pendapatan berdasarkan umur ekonomis actual asset . jumlah actual depresiasi tidak pernah dapat ditentukan sampai asset tersebut berhenti digunakan. Karena depresiasi merupakan biaya non – kas yang mempengaruhi pendapatan pajak, kita harus mempertimbangkannya dengan semestinya ketika melakukan studi ekonomi tentang after tax teknik.
Untuk menentukan apakah deduksi depresiasi dapat dilakukan , klasifikasi dari berbagai jenis barang harus benar – benar dipahami.
Umumnya, barang dapat diderpesiasi jika memenuhi ketentuan – ketentuan dasar berikut :
1.  Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2.  Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3.  Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan atau  kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4.  Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.


Barang yang dapat didepresiasi diklasifikasikan baik sebagai barang berwujud(tangible) maupun tak berwujud(intangible). Barang berwujud dapat dilihat atau dipegang, dan terdiri dari dua golongan besar yang disebut barang pribadi ( personal property) dan barang riil( riil property). Yang termasuk barang pribadi adalah mesin, kendaraan , alat – alat perabotan, dan barang yang sejenis. Sebaliknya, barang riil adalah tanah dan umumnyavadalah sesuatu yang dapat dibangun,tumbuh,atau ditancapkan ditanah. Namun,tanah itu sendiri tidak dapat didepresiasi karena umur efektifnya tidak dapat ditentukan. Brang tidak berwujud merupakan barang pribadi seperti hak cipta, paten, atau waralaba.







2. Metode depresiasi klasik
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1.     Metode klasik, terdiri dari:

a.  Metode garis lurus (straight-line, SL)

Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa lamanya suatu aktiva tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut sama besarnya tanpa memandang lama atau barunya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu dapat diikutsertakan dalam perhitungan.

Penurunan asset terjadi secara linear terhadap waktu atau umur asset tersebut dimana: Dt = besarnya depresiasi tahun ke tahun
                P  = ongkos awal barang tersebut
                S  = nilai sisa dari barang tersebut
                N = masa pakai( umur barang)

Biaya Depresiasi Tahunan = Biaya Aktiva Tetap – Nilai Sisa
                                         Umur Manfaat Aset(tahun)
  
b.  Metode declining balance (DB) / metode saldo menurun

Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa aktiva tetap baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satu-satunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku.

Rumus Depresiasi Saldo Menurun :
={ (100%/umur ekonomis)x2 }x Nilai Perolehan/NilaiBuku








Contoh perhitungan Metode declining balance (DB)

PT. SEJAHTERA ABADI membeli peralatan kantor pada tanggal 21 Januari 2012 seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan saja).

Depresiasi 2012 = { ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,-


Jurnal pada tanggal 21 Januari 2012
D : Beban Depresiasi-Peralatan kantor           = Rp. 25.000.000,-
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan kantor    = Rp. 25.000.000


C.Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun

Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahun-tahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.
Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.
Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :
Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.

Contoh perhitungan Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun :

PT.  JAYA ABADI membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada tanggal 21 Januari 2012.
Jawab :
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10
Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy              = Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy       = Rp. 4.000.000




D.Metode Sinking Fund

Penurunan asset semakin cepat dari tahun ke tahun berikutnya atau besarnya depresiasi akan lebih kecil pada tahun-tahun awal periode depresiasi (menyertakan konsep time value of money)
Dt = (P-S)(A/F,i,n)(F/P,i,t-1)


Contoh perhitungan Metode Sinking Fund

UD. MAKMUR Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23 September 2005 seharga Rp. 48.000.000 umur 4 tahun. Setelah beberapa tahun nilainya berkurang Rp8.000.000
 Jawab :
Depresiasi tahun = (48.000.000 – 8.000.000)(4-1)
                            = (40.000.000)(3)
                            =Rp. 120.000.000



3. MACRS
MACRS adalah kependekean dari Modified Accelerated Cost Recovery System, dengan sistem ini, didefinisikan bahwa aset tidak memiliki nilai sisa (SVN) dan perkiraan umur manfaat tidak digunakan secara langsung dalam perhitungan jumlah depresiasi. MACRS terdiri dari dua sistem:
1.   Sistem Depresiasi Umum (GDS)
2.  Sistem Depresiasi Alternatif (ADS), memberikan periode perolehan yang lebih panjang dan hanya menggunakan metode depresiasi garis lurus. Digunakan untuk properti yang tidak dikenai pajak dan yang digunakan di luar Amerika Serikat.
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menghitung depresiasi dengan MACRS adalah:
1.   Basis harga (B)
2.   Tanggal atau waktu saat properti atau aset mulai digunakan
3.   Kelas properti dan periode perolehan.
4.   Metode yang akan digunakan (ADS atau GDS)
5.   Konvensi waktu yang diberlakukan (setengah tahun)




4. Deplesi
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah deplesi, deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi adala sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan, dll.


5. Prosedur Umum Perhitungan Before & After Tax
1. Before Tax
Laba sebelum pajak adalah laba bersih sebelum dikurangi kewajiban pajak. Istilah yang umum dalam bahasa Inggris adalah Earnings Before Tax (EBT). Ada variasi lain dari laba sebelum pajak, yaitu Earnings Before Interest and Tax (EBIT) = Laba Sebelum Bunga dan Pajak; Earnings Before Interest and After Tax (EBIAT) = Laba Sebelum Bunga setelah Pajak; Earnings Before Interest, Tax and Depreciation (EBITD) = Laba Sebelum Bunga, Pajak dan Penyusutan; dan Earnings Before Interest, Tax and Depreciation (EBITDA) = Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan Amortisasi, dan. (Laba = operasi dan non-operasional keuntungan (misalnya bunga, dividen yang diperoleh dari investasi lain). Penyusutan adalah biaya non tunai untuk neraca yang dibuat secara tertulis dari suatu aset selama periode amortisasi. Adalah pembayaran pinjaman dalam angsuran.
2. After Tax
Adalah laba operasi ditambah pendapatan non operasi seperti pandapatan bunga dikurangi biaya non operasi seperti biaya bunga dikurangi pajak penghasilan badan.
6. Efek Setelah Pajak Setelah Nilai Depresiasi
Nilai penyusutan yang dapat dideduksi dalam tahun yang diberikan mungkin berdasarkan pada persentase tetap dari pendapatan kotor (15% untuk sumur geothermal), ditunjukan bahwa deduksi tidak melampaui 50% (100% untuk barang minyak dan gas) dari pendapatan bersih sebelum deduksi.




Referensi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGHITUNG KWH BULANAN

ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN